Pesta yang diperkirakan menelan biaya penyelenggaraan hingga US$9,3
miliar atau lebih dari 136 triliun ini mempertandingan 26 cabang
olahraga dengan memperebutkan 302 keping medali emas. China datang
sebagai juara umum olimpiade terakhir 2008, sekaligus negara Asia
pertama yang berhasil menembus kekuatan tradisional.
Keberhasilan China ini sekaligius memotong dominasi Amerika Serikat
yang selalu tampil sebagai jawara dalam dua olimpiade sebelumnya, Sydney
Australia pada 2000 dan Athena Yunani 2004.
Bagi Indonesia, olimpiade tahun ini menjadi tantangan tersendiri guna
mempertahankan raihan tradisi medali.
Kontingen Indonesia yang dipimpin oleh pengusaha nasional Erick Thohir
terbang ke London dengan kekuatan 22 atlit dari 7 cabang olahraga,
seperti bulu tangkis, panahan, angkat besi, renang, atletik, menembak,
dan anggar.
Jika bicara tradisi, maka badminton masih menjadi ujung tombak utama
untuk mendulang medali emas. Sejak era-Alan Budikusuma dan Susi Susanti
di Olimpiade Barcelona 1992, bulu tangkis memang tak penah absen
menyumbang medali.
Meski demikian, kita tak bisa meremehkan kekuatan cabang olahraga lain
seperti panahan dan angkat berat. Walaupun belum pernah merengkuh emas, 2
cabang olahraga ini pernah menorehkan prestasi meraih medali perak
maupun perunggu.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi A. Mallarangeng mengatakan
cabag bulu tangkis memang masih menjadi tumpuan. Meski olahraga ini
tengah menjadi sorotan karena minim prestasi, Indonesia masih punya
harapan.
"Bulu tangkis tentu masih menjadi tumpuan," ujarnya.
Sektor ganda campuran yang mengandalkan pasangan Tantowi Ahmad/Liliyana
Natsir menjadi tulang punggung mencuri medali. Sukses dengan gelar
juara All England 2012, puncak penampilan pasangan ini diharapkan
maksimal di ajang olimpiade.
Selain ganda campuran, Indonesia masih mengandalkan nomor ganda putra
di tengah gempuran kekuatan tradisional seperti China, Korea Selatan,
dan Denmark.
Selain misi mempertahankan tradisi, Andi Mallarangeng berharap ajang
olimpiade ini dapat dijadikan tolak ukur bagi sejumlah atlit muda untuk
menempa berbagai pengalaman pertandingan di kancah internasional.
Andi mencontohkan nama salah satu atlit renang Indonesia di olimpiade
ini, I Gede Siman Sudartama yang baru berusia 17 tahun. "Siman butuh
pengalaman bertanding dengan harapan peak-nya akan muncul pada ajang
Asiang Games 2014 di Korsel dan Olimpiade Rio de Janeiro Brasil 2016,"
jelasnya.
Upaya tersebut tentu dengan harapan Indonesia bisa lepas dari nomor
perseorangan tradisional, seperti bulu tangkis, angkat besi, dan panahan
pada kejuaraan internasional berikutnya.
Dalam satu kesempatan acara beberapa waktu lalu, Kepala Bagian Pers dan
Hubungan Masyarakat Kedutaan Besar Inggris di Jakarta Faye Belnis
mengungkapkan Olimpiade London 2012 diperkirakan akan menyedot 4 miliar
orang penonton di seluruh penjuru dunia.
Selain itu, kegiatan ini juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat
Inggris. "Selama pelaksanaan olimpiade ini, lebih dari 100.000 tenaga
kerja baru terserap," imbuhnya.
Menyemarakan perhelatan ini, Kedubes Inggris di Jakarta menerbangkan
balon raksasa sebagai tanda dimulainya Olimpiade 2012 di sekitar kantor
kedutaan di kawasan MH. Thamrin.
Dan, genderang yang telah ditabuh bertalu-talu itu akan menjadi
penyemangat bagi atlit Indonesia di arena Olimpiade London 2012. Selamat
berjuang, junjung tinggi nilai sportivitas, dan kibarkan Merah Putih di
langit Britania Raya. (Sumber: bisnis.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar